Selasa, 07 April 2015


            Di sebuah desa tinggallah Rani dengan suami dan satu orang anaknya, mereka hidup dengan senang walaupun di rumah yang sederhana. 13 tahun setelah kelahiran anaknya, Andi, suaminya Rani meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah.
            Satu tahun telah berlalu, Rani pun berniat untuk menikah lagi. Bayu, anak pertamanya Rani tidak setuju kalau ibunya menikah lagi. Ia sangat sayang dengan ayah dan ibunya dan tidak ada yang boleh menggantikan posisi ayahnya.
            Sampai suatu hari, Rani pun membulatkan tekadnya untuk menikah lagi, walaupun tanpa persetujuan Bayu. Karena ia menilai bahwa, tak lengkap keadaan rumah tanpa seorang suami atau ayah bagi anaknya. Rani cukup lelah untuk menjadi seorang ibu dan ayah sekaligus untuk si Bayu. Oleh karena itu Rani ingin menikah lagi.
            Beberapa minggu setelah pernikahan ibunya dengan seorang pengusaha kaya yang dermawan bernama Radit pun tidak merubah sikap Bayu kepada ayah barunya. Ia tetap bersikap dingin terhadap apa yang ayahnya berikan kepadanya. Saat ini Bayu dan ibunya pun tinggal di rumah yang cukup besar. Walaupun begitu, Radit tetap menyayangi Bayu. Ia terus mencoba untuk mengambil simpati dari Bayu. Ia faham bagaimana perasaan Bayu saat itu dan ia coba untuk memakluminya.
            Sampai pada suatu hari, Bayu telah tumbuh dewasa, saat itu ia berumur 18 tahun dan berkuliah di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Namun, sikap bayu terhadap ayah angkatnya masih belum berubah. Sikapnya yang dingin terhadap kebaikan dan perhatian yang ayah angkatnya berikan masih tertanam dalam hatinya. Radit dan Rani pun kualahan menghadapi sikap anaknya yang semakin menjadi-jadi.
            Malam ini adalah hari ulang tahun Bayu, sekarang umur Bayu telah genap 19 tahun. Radit pun berniat untuk memberikan surprise kepada Bayu sepulangnya nanti. Segala sesuatupun telah disiapkan oleh Radit demi anaknya tercinta itu.
            Jam menunjukkan pukul 19.00, suara gerbang rumah terdengar, tanda Bayu sudah pulang. Radit berharap, malam ini Bayu bisa bahagia dengan apa yang ia berikan. Sampai Bayu di dalam rumah, Bayu tetap bersikap dingin, ia mengabaikan kejutan yang diberikan oleh ayahnya dan langsung masuk ke kamarnya. Hal ini membuat ayahnya sedih. Ia lelah, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan agara Bayu bisa menghargainya, menganggapnya sebagai ayah.
            Keesokan harinya, sepulang kerja, Radit mencoba mengajak berbicara dengan Bayu, ini untuk kesekian kalinya ia mencoba untuk berbicara dengan Bayu, namun Bayu mengacuhkannya. Pada kali ini, untuk pertama kalinya Radit angkat bicara, namun dengan nada sedikit kesal. Ia bicara kepada Radit bahwa ia tidak inigin ada seorang pun yang menggantikan posisi ayah kandungnya. Dan Bayu bertanya, mengapa selama ini, Radit selalu membalas sikap dinginnya dengan tak hentinya memberikan perhatian kepadanya. Dan ia bilang bahwa sejak awal pun ia tidak suka dengan Radit.
            Radit pun menjawab, bahwa hal itu ia lakukan semata-mata karena ia sayang dengan B ayu, ia menginginkan yang terbaik buat Bayu, sebagaimana seorang ayah menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dan ia berkata bahwa hanya perhatian dan sikap itulah yang mampu ia berikan untuk Bayu, tak ada yang paling berharga yang ia miliki selain diri Bayu, oleh karena itu ia siap mengorbankan apapun demi kebahagiaan Bayu.
            Setelah mendengar itu, Bayu pun meninggalkan ayahnya begitu saja dan masuk  ke kamarnya. Dan hari-hari pun berjalan seperti biasanya, sikap Bayu yang dingin dengan perhatian yang diberikan oleh ayahnya kepadanya.
             
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar